Pemanfaatan Nuklir Sebagai Energi Terbarukan
Sejarah perkembangan nuklir dibuat dimulai pada tahun 1896 oleh
Antoine henri Becquerel yang menemukan radioaktivitas uranium. Lalu sampai
dikembangkan lagi oleh Albert Einsten, Beliau meneliti nuklir hingga sampai
bisa membuat untuk dijadikan sebuah bom. Nuklir sendiri baru dibuat untuk
dijadikan sebuah senjata pada perang dunia kedua pada tahun 1942. Dan tentu
kita semua ingat kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pernah diluluh lantakkan
nuklir yang dijatuhkan melalui udara oleh tentara sekutu.
Namun nuklir bukan hanya untuk dijadikan perang saja, bila
ditangani dengan tepat nuklir bisa dijadikan untuk menghasilkan sebuah energi,
dan beberapa negara sudah memanfaatkan nuklir ini menjadi sebuah energi menggantikan
minyak bumi. Ada sekitar 17% listrik di dunia berasal dari energi nuklir. Seperti
contoh AS, Jepang, Perancis, Jerman, Swiss, Korea Selatan, Ukraina dan
sebagainya. Negara yang paling banyak menggunakan energi nuklir adalah AS
dengan 103 PLTN dan menyumbang 20% listrik di sana. Sementara secara persentase
listrik, negara yang paling banyak memanfaatkan nuklir adalah Perancis dengan
59 PLTN menyumbang 75% listrik domestik, bahkan diekspor ke negara lain. Di
Asia, Korea Selatan adalah negara dengan persentase listrik nuklir tertinggi,
yaitu 40% dari 20 PLTN. Namun energi ini sangat sensitif apabila tidak
ditangani dengan tepat(human error) ataupun terjadi sebuah gempa akan bisa
berakibat fatal. Kota-kota seperti Chernobyl di Ukraina pernah mengalami ledakan
pada pembangkit nuklirnya sehingga ber-efek mengalami radiasi ke seluruh
penjuru kota yang mengakibatkan maklhuk hidup di kota tersebut cacat. Dan
hingga kini kota tersebut tidak ada yang mendiami. Kota Fukushima Daichi di
Jepang juga pernah mengalami kejadian yang hampir sama, ketika terjadi gempa
bumi yang dahsyat yang mengakibatkan tsunami yang menerjang negara itu sehingga
pembangkit nuklirnya mengalami gangguan, dan sangat beruntung karena tidak
mengalami kejadian parah seperti yang terjadi di Chernobyl Ukraina.
Dari kejadian itu banyak negara yang semula ingin menjadikan nuklir
sebagai energi pengganti minyak bumi malah harus berpikir 2 kali untuk
melakukannya. Sebagai contoh Jerman dan Swiss yang semula memakai energi nuklir
berencana untuk menonaktifkannya sebagai respon atas bencana nuklir Fukushima
Daichi di Jepang. Dan negara-negara seperti Australia, Austria, Denmark,
Irlandia, Italia, Latvia, Liechtensien, Luksemburg, Malta, Portugal, Israel,
Malaysia, Selandia Baru, Norwegia dan Yunani adalah negara-negara yang
menentang energi nuklir.
Saat ini energi alternatif untuk pengganti minyak bumi benar-benar
dicari. Karena diperkirakan minyak bumi akan habis pada sekitar tahun 2040, ini
diakibatkan telah banyak negara yang sangat bergantung pada energi minyak bumi
ini. Sehingga minyak yang ada di bawah bumi lama kelamaan akan dapat habis.
Energi-energi baru telah ditemukan dan telah dimanfaatkan, sebagai contoh
energi matahari yang telah dimanfaatkan oleh negara Uni Emirat Arab, energi air
laut, energi angin yang juga telah dimanfaatkan oleh negara seperti belanda,
dan energi nuklir. Namun energi-energi ini belum maksimal penggunaannya
dikarenakan masih ada kekurangan-kekurangannya. Untuk itu para ahli harus
segera meneliti dan menyempurnakan alat untuk bisa mengambil manfaat dari
energi-energi itu agar kita tidak hanya bergantung pada energi minyak bumi
saja.
Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir(Bapeten) AS Natio Lasman,
mengatakan pemanfaatan nuklir untuk energi semakin diperlukan mengingat
terbatasnya sumber bahan bakar dari fosil(minyak bumi). Bapeten memperkirakan
pada tahun 2030, terdapat penambahan PLTN sebanyak 420 unit di dunia. Sebagian
besar PLTN tersebut ada di benua Asia. Saat ini telah tercatat ada 439 PLTN
yang beroperasi di 32 negara. Hal itu dapat dilihat dari dokumen resmi yang
sudah diajukan beberapa negara seperti Thailand, India, Korea Selatan dan
China. Beliau juga menjelaskan listrik yang dihasilkan dari tenaga nuklir jelas
lebih murah karena hanya dengan 1 gram bisa menghasilkan listrik sebanyak 1
Megawatt atau setara dengan 3 ton penggunaan batubara. Energi nuklir lebih
menguntungkan ditinjau dari segi lingkungan karena tidak menghasilkan unsur
berbahaya, seperti logam berat (cadmium, plumbum, arsen, argentum/perak,
vanadium), emisi gas SO2, Nox, dan VHC. Dan dalam hal ini PLTN dapat
membantu mengurangi hujan asam dan pembatasan emisi gas rumah kaca.
Di Indonesia juga telah meneliti energi nuklir ini agar bisa untuk dijadikan energi alternatif untuk menyelamatkan Indonesia dari krisis energi. Kita semua tentu mengharapkan nuklir bisa berperan dalam membantu mengatasi krisis energi nasional. PLTN sangat diperlukan untuk mendukung terwujudnya keamanan pasokan energi nasional. PLTN dinilai secara kompetitif terhadap PLTB batu bara, di mana PTLN sendiri telah membuat studi pada 2005, yang berasumsi pertumbuhan listrik 7% per-tahun. Di studi tersebut, penggunaan BBM dan gas tidak dipertimbangkan karena alasan yang sudah jelas, ketersediaan sumber daya. PLTN dapat menghasilkan energi listrik kapasitas tinggi pada lahan yang luasnya terbatas, dan operasionalnya tidak tergantung pada fluktuasi harga BBM dunia. Saat ini Indonesia memiliki tiga reaktor riset. Pengoperasian dan perawatan ketiga reaktor itu dapat memberikan pengalaman yang berharga bagi kita guna menuju ke era listrik nuklir. Perlu diketahui, pengoperasian reaktor riset jauh lebih sulit dan rumit dibandingkan PLTN. Adapun desain suatu PLTN yang dikembangkan di Indonesia ini menggunakan filosofi “Defense in Depth”(pertahanan berlapis) untuk keselamatan yang mampu mencegah insiden yang dapat menimbulkan kecelakaan. Saat ini Batan memiliki Pusdiklat yang bersertifikasi dan punya Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) yang siap mencetak ilmuwan dan teknolog nuklir masa depan. Selain itu berbagai perguruan tinggi seperti UI, UGM, dan ITB memiliki program pengajaran yang terkait pemanfaatan Iptek nuklir.
Komentar
Posting Komentar